Jumat, 20 November 2015

Seni kolase

Gambar seni di atas adalah seni kolase dengan menggunakan ampas kelapa yang sudah diwarnai kemudian ditempel pada media kertas karton yang sudah diberi lem kayu pada pola gambarnya. bagaimana menurut anda?, bagus bukan?.

gambar seni bentuk

gambar di atas adalah contoh dari gambar seni bentuk

gambar seni ilustrasi


gambar seni ilustrasi ini menggambarkan anak SD yang semangat dalam belajar dan tentunya sangat mbois

gambar seni dekoratif

 inilah contoh gambar seni dekoratif karya saya yang sangat mbois :

Minggu, 08 November 2015

ESTETIKA ABAD PERTENGAHAN DAN ESTETIKA PRA MODERN



ESTETIKA ABAD PERTENGAHAN DAN ESTETIKA PRA MODERN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa SD
Yang dibimbing oleh bapak Muhammad Reyhan Florean, M.Pd.






Disusun oleh:
Kelompok 5 (Kelas : 3D)
1.      Aditya Kristianto                    (14186206286)
2.      Nova Ardi Nata                      (14186206148)
3.      Offianda Lorenza Helen         (14186206151)
4.      Ria Kurniawati                        (14186206144)
5.      Ridho Kurniawan                   (14186206123)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
[STKIP] PGRI TULUNGAGUNG
Jln. Mayor Sujadi Timur Nomor 7 Tulungagung, Telp. [0355] 321426
Kode Pos 66221
Oktober 2015


Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, sehingga serangkaian kegiatan penulisan makalah yang berjudul “Estetika Abad Pertengahan dan Estetika Pra Modern” dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu kami sampaikan terimakasih kepada :
1.      Bapak Muhammad Reyhan Florean, M.Pd. selaku dosen pembimbing dan dosen mata kuliah
2.      Teman-teman kelas 3D STKIP PGRI Tulungagung
3.      Dan pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan para pembacanya dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak guna menyempurnakannya.

Tulungagung, Oktober 2015           
PENYUSUN                         


Daftar Isi
Halaman Judul            …………………………………………………….
Kata Pengantar           …………………………………………………….i
Daftar Isi         ……………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan     …………………………………………………….1
A.    Latar Belakang      …………………………………………….1
B.     Rumusan Masalah …………………………………………….1
C.     Tujuan       …………………………………………………….1
D.    Manfaat     …………………………………………………….2
Bab II Pembahasan     …………………………………………………….3
A.    Estetika Abad Pertengahan…………………………..………..3
B.     Estetika Pra Modern………………………………………….5
Bab III Penutup          …………………………………………………….14
·         Kesimpulan     …………………………………………………….13
·         Saran   …………………………………………………………….13
Daftar Pustaka            ……………………………………………………………..14







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian, seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan media dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam berkarya seni.Sehingga karya seni tidak akan habis dan kehilangan ide dan imajinasi. Dalam seni rupa murni,karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi.Sehingga objek akan terus berubah tanpa batas sebagai tanda bahwa seni itu universal.Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan.Namun demikian, di dalam proses belajar maka harus dilakukan dengan benar, sesuai dengan tujuan pembelajaran.Karena pada anak usia 0-8 tahun, ketika belajar tentang seni rupa tidak hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain itu juga diharapkan dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional serta kemandirian pada anak.Makalah ini akan membahas tentang konsep pendidikan seni rupa yang akan memberikan pengetahuan konsep pendidikan seni di sekolah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian estetika abad pertengahan?
2.      Apa saja konsep tentang zaman kuno dan pertengahan?
3.      Apa pengertian estetika modern?
4.      Bagaimana sejarah lahirnya paham Animisme dan Dinamisme?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui tentang estetika abad pertengahan.
2.      Memahami konsep pada zaman kuno dan pertengahan.
3.      Mengetahui pengertian estetika modern.
4.      Memahami sejarah lahirnya paham animisme dan dinamisme.


D.    Manfaat
Penulisan makalah  semoga bisa menjadi referensi bagi kalangan umum maupun dari guru.Semoga menjadi sumber ilmu pengetahuan baru bagi kalayak dalam menambah ilmu pengetahuan.























BAB II
PEMBAHASAN

A.    ESTETIKA ABAD PERTENGAHAN

1.     Pengertian Estetika Abad Pertengahan
Estetika merupakan filsafat mengenai keindahan.Dalam perkembangannya, pada zaman pertengahan estetika terdapat beberapa masa seperti masa purba dan masa kuno selain itu zaman pertengahan estetika juga sangat dipengaruhi oleh sudut agama.Dimana unsur-unsur estetik ada dalam setiap pernak-pernik perlengkapan peribadatan dan juga pada kesenian dan drama sangat dipengaruhi oleh sudut agama.
Pada zaman pertengahan yang lebih siknifikannya pada masa purba terdapat gagasan-gagasan mengenai keindahan dan juga teori mengenai simbol-simbol.Dalam hal ini dikenal seorang tokoh Thomas Aquino yang mengemukakan uraian pendek mengenai keindahan.Konsep mengenai keindahan juga banyak dikemukakan oleh tokoh lainnya karena dalam setiap yang ada di semesta ini memiliki nilai estetika.
2.      Karya Seni Zaman Renaissance
a.       Illuminated Script : pewarnaan yang menggunakan logam mulia seperti emas, rubi, sapphire dan sebagainya.Pada zamannya digunakan untuk mencetak alkitab (Kristen).
b.      Gothic : gaya seni pada zaman gelap / Dark Ages dimana terjadi perang salib (Turki) yang menyebabkan banyak korban jiwa.Sehingga gaya seni ini lebih mengarah kepada kesedihan, kesengsaraan, dsb.
Fenomena kultural diatas disebabkan :
a. Feudalisme dalam politik
b. Perang salib di Turki
c. Skolatisme di Eropa

3.      Konsep tentang zaman kuno dan pertengahan
Ada 3 anggapan dan penghargaan pokok yang telah ditemukan tentang keindahan:
a.       Berdasarkan keseimbangan, keteraturan, ukuran dan sebagainya (berasal dari phytagoras, terdapat dalam anggapan plato dan seterusnya sampai dengan Thomas).
b.      Sebagai jalan menuju kontemplasi (Plato, Platinus, Agustinus, Kristiani pada umumnya meskipun dengan tekanan yang berbeda-beda), sedangkan keindahan dianggap sebagai yang pertama-tama terdapat di luarvdan dilepas dari subyek biasanya dan menekankan yang di seberang.
c.       Perhatian tentang apa yang terjadi dalam si subyek terdapat dalam dua filsuf penting yaitu Aristoteles dan Thomas.Mereka mengutarakan pentingnya penyelidikan mengenai pengalaman apoteriori dengan empiris.
4.   Tokoh estetika zaman pertengahan
Thomas Aquino (1225-1274) filosofi lain yang terkenal pada zaman pertengahan adalah Thomas Aquino. Dia menulis mengenai esensi mengenai keindahan. Rumusannya yang terkenal adalah “keindahan berkaitan dengan pengetahuan”.
Sesuatu disebut indah jika menyengkan mata si pengamat, namun di samping itu terdapat penekanan pada pengetahuan bahwa pengalaman keindahan akan bergantung pada pengalaman empiric dari pengamat. Hal yang selalu mencolok adalah kondisi dan sifat terhadap subjek keindahan, persiapan individu untuk memperoleh pengalaman estetik.
Selanjutnya dia berpikir bahwa keindahan adalah hasil dari tiga syarat keseluruhan(integritas) atau kesempurnaan, keselarasan yang benar (proportion) dan kejelasan atau kecemerlangan.
Secara umum gagasan Thomas Aquino merupakan rangkuman segala filsafat keindahan yang sebelumnya telah dihargai. Sejalan dengan aristoteles, Thomas Aquino menekankan pentingnya pengetahuan dan pengalaman empiris-aposteriori yang terjadi dalam diri manusia.
Ketika mengkaji secara empirik obyek yang sulit untuk didefinisikan atau diukur secara langsung, pendefinisian dapat dipermudah dengan perbandingan dengan objek-objek atau benda lain, yang lebih mudah untuk dikaji, karena telah dikenal. Kemudian, dari pada menggunakan real definition untuk sementara dapat di gunakan definisi nominal untuk objek atau benda tersebut. Cara ini telah di manfaatkan dalam pengkajian tentang keindahan oleh st. agustinus dan Thomas Aquino.
Thomas beranggapan mengenai keindahan merupakan suatu rangkuman dimana segala unsur lama di hargai dengan mengetengahkan peranan dan rasa si subjek dalam terjadinya keindahan. Dalam seluruh karya Thomas terdapat beberapa uraian pendek mengenai keindahan.
Tentang Thomas Aquino di anggap penting untuk di pelajari karena:
a.       memuat suatu unsur baru merupakan perintis jalan bagi perkembangan anggapan tentang keindahan selama masa modern
b.      selain itu Thomas amat seringkali dikutip dalam penjelasan-penjelasan mengenai keindahan.
Rumus yang paling terkenal adalah pulchum respicit vim cognitivan, puchrs enim dicuntur quac visa placent tau inggrisnya beauty has to do with knowledge: we call a thing beautiful when it release the eye off the be holder (st. Thomas Aquino, suma technology, atin text and English translation, con ed, Thomas gilby, London new york 1963-1977, 60 jilid, 2 halaman 72-73). Di samping itu tekanan pada pengetahuan dalam kutipan ini paling menyolok peranan subjek dalam hal keindahan.

B.     ESTETIKA PRA MODERN
Pengertian seni rupa pra modern nerupakan babakan sejarah dalam seni rupa sebelum zaman industri.Dilihat dari arti kata pra modern yang berarti sebelum maju atau modern maka seni rupa pra modern berarti seni rupa sebelum zaman modern.Seni rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan, aspek konseptual, maupun aspek kebentukan.Seni rupa pra modern dapat dikelompokkan menjadi primitivisme, naturalisme, realisme, dan dekorativisme.
Ø  Pengertian Kepercayaan Aliran Animisme dan Dinamisme Serta Sejarah Lahirnya Paham Animisme dan Dinamisme
1.      Pengertian Kepercayaan Animisme dan Dinamisme
a.       Animisme secara umum
Kepercayaan animisme (diambil dari bahasa latin anima atau “roh”) adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh.Kepercayaan animisme mengajarkan bahwa setiap benda baik hidup maupun mati mempunyai roh atau jiwa dan roh tersebut memiliki kekuatan yang disebut mana, sedangkan pada manusia disebut nyawa.Nyawa tersebut memiliki kekuatan gaib yang dapat berpindah-pindah dan hidup diluar badan manusia.Nyawa dapat meninggalkan badan manusia pada waktu tidur dan berjalan ke suatu tempat (mimpi).Akan tetapi apabila manusia tersebut mati maka roh meninggalkan badan untuk selamanya yang disebut arwah.Berdasarkan kepercayaan animisme arwah tersebut tetap hidup di negeri arwah serupa dengan kehidupan manusia di bumi.
Inti kepercayaan animisme adalah pemujaan dan penghormatan kepada roh orang yang telah meninggal, terutama penghormatan dan pemujaan terhadap roh nenek moyang.Didalam gua-gua ditemukan kerangka manusia yang telah dikuburkan.Temuan semacam ini sangat penting untuk meneliti adat mengubur mayat dengan kepercayaan yang mereka anut.Para sejarawan berkesimpulan bahwa pada masa itu manusia sudah mempunyai kepercayaan tertentu mengenai kematian.
b.      Animisme di Indonesia
Animisme di Indonesia pertama muncul dikalangan manusia primitif pada Zaman Megalitikum (Batu Besar).Adanya kepercayaan bahwa dunia arwah letaknya diatas gunung.Sehingga pada zaman megalitikum manusia banyak menghasilkan bangunan-bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama diatas gunung/bukit.
c.       Pengertian Kepercayaan Dinamisme
Perkataan dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos, sedangkan dalam bahasa Inggris berarti dynamic dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan arti kekuatan, daya, atau kekuasaan.Definisi dari dinamisme mamiliki arti tentang kepercayaan terhadap benda-benda di sekitar manusia yang diyakini memiliki kekuatan ghaib.
Dalam Ensiklopedi umum, dijumpai defenisi dinamisme sebagai kepercayaan keagamaan primitif yang ada pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia.Dinamisme disebut juga dengan nama preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai daya dan kekuatan.Maksud dari arti tadi adalah kesaktian dan kekuatan yang berada dalam zat suatu benda dan diyakini mampu memberikan manfaat atau marabahaya.Kesaktian itu bisa berasal dari api, batu batuan, air, pepohonan, binatang, atau bahkan manusia sendiri.
Dinamisme lahir dari rasa kebergantungan manusia terhadap daya dan kekuatan lain yang berada diluar dirinya.Setiap manusia akan selalu merasa butuh dan harap kepada zat lain yang dianggapnya mampu memberikan pertolongan dengan kekuatan yang dimilikinya.Manusia tersebut mencari zat lain yang akan ia sembah yang dengannya ia merasa tenang jika ia selalu berada disamping zat itu.Sebagai contoh, ketika manusia mendapatkan bahwa api memiliki daya panas, maka ia menduga bahwa apilah yang paling berhak ia sembah karena api telah memberikan pertolongan kepada mereka ketika mereka merasa dingin.Ia mengira bahwa api memiliki kekuatan misteri yang tidak mungkin dimiliki oleh manusia sehingga ia akan menyembahnya.

2.      Sejarah Lahirnya Paham Animisme dan Dinamisme
Kepercayaan animisme dan dinamisme itu didapat dari pengaruh bangsa lain yang telah menjalin interaksi dengan mereka.Ada yang mengatakan bahwa paham ini berasal dari ajaran Taunisme yang lahir di kawasan Tiongkok.Ada juga yang mengatakan bahwa ia lahir dari ajaran bangsa Arya.Yang pasti, saat itu masyarakat awal Indonesia sudah mengenal istilah dewa, roh jahat dan roh baik, dan kesaktian atau kekeuatan luar biasa.
Tidak hanya itu, masyarakat awal Indonesia juga sudah mengenal tentang bagaimana cara menghormati orang yang sudah mati.Kepercayaan bahwa manusia yang hidup masih bisa menjalin komunikasi dengan para leluhur mereka yang sudah mati.Matahari dipercaya sebagai dewa, bulan diyakini sebagai dewi, langit dianggap sebagai kerajaan, bumi beserta segala isinya disebut sebagai pelindung atau pengawal manusia.



Ø  Anthony Ashley Cooper mengembangkan metafisika neplatoistik yang memimpikan satu dunia yang harmonis yang diciptakan oleh tuhan.Aspek-aspek dari alam yang harmonis pada manusia ini termasuk pengertian moral yang menilai aksi-aksi manusia, dan satu pengertian tentang keindahan yang menilai dan menghargai seni dan alam.
Ø  David Hume lebih banyak menerima pendapat Anthony tetapi ia mempertahankan bahwa keindahan bukan suatu kualita yang objektif dari objek.Yang dinyatakan baik atau bagus ditentukan oleh konstitusi utama dari sifat dan keadaan manusia, termasuk adat dan kesenangan pribadi manusia.
Ø  Immanuel Kant seperti Hume, bertahan bahwa keindahan bukanlah kualita objektif dari objek.Sebuah benda dikatakan indah bila bentuknya menyebabkan saling mempengaruhi secara harmonis, diantara imajinasi dan pengertian (pikiran).

Dari sini sekitar abad ke 19 muncul beberapa aliran diantaranya impresionisme dan ekspresionisme.Yang mana pada dahulu kala para seniman sendiri ikut mengambil bagian dalam merumuskan pandangan-pandangan mereka tentang ciri khas dan peranan kesepian dalam perkembangan manusia maupun masyarakat.
1.      Impresionisme dan Ekspresionisme
Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari paris pada tahun 1860 an.Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, “Impression, Sunrise” (“Impression, Soleil Levant”).Sebenarnya kata “Impresionisme” pada permulaan dipakai sebagai suatu sindiran atau penghinaan terhadap mereka yang kurang patuh kepada praturan-peraturan dan patokan-patokan yang dianggap perlu diindahkan agar suatu karya seni dapat terlaksana.Pokoknya pelukis ingin mengabadikan kesan-kesannya “Impression” dan memperlihatkannya kepada si penonton lukisannya.
Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa.
Pengarang impresionistis melahirkan kembali kesan atau sesuatu yang dilihatnya.Kesan itu biasanya kesan sepintas lalu.Pengarang tak kan melukiskannya sampai detail, sampai kepada yang sekecil-kecilnya seperti dalam aliran realisme atau naturalisme, supaya ketegasan, sepontanitas penglihatan, dan perasaan mula pertama tetap tak hilang.Lukisan seperti itulah lukisan beraliran impresionisme.
Ekspresionisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasana kesedihan, kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan rupa yang emosional dan ekspresif.Salah seorang pelukis yang beraliran ekspresionisme adalah Fincent Van Gogh (1853-1890).Lukisan-lukisannya penuh dengan ekspresi gejolak jiwa yang diakibatkan oleh penderitaan dan kegagalan dalam hidup.
Aliran ekspresionisme lebih terbatas pada beberapa tokoh saja.Karya mereka memang tidak terlepas sama sekali dari apa yang mereka lihat dan apa yang kiranya telah menjadi alasan mengapa mau melukis.Hasrat untuk mengucapkan dan seakan-akan mewujudkan apa yang ada dalam pengalaman dan hati mereka (ekspresion) menandai dan mewarnai karya seni yang bersangkutan.

C.    ESTETIKA MODERN
1.      Simbolisme dan Jugendstil
Simbolisme merupakan kelanjutan impresionisme dan ekspresionisme.Bila ekspresionisme masih bertitik pangkal pada apa yang telah dan sedang diamati seniman agar unsur-unsur tertentu yang ia alami diungkapkannya dengan tekanan khusus.Tetapi dalam hasil karya para seniman yang digolongkan sebagai penganut simbolisme sumbangan seniman sendiri menjadi sedemikian besar sehingga obyek lukisan atau lain karya seninya hanya samar-samar saja memperlihatkan obyek luar yang mau digambarkan.Obyek luar itu hanya menjadi alasan untuk menggambarkan inti ilham seniman dan hasil karyanya menjadi lambang (simbol) dari apa yang ada dalam bayangannya.
Agar dekat dengan simbolisme muncul apa yang disebut Jugendstil. Namanya berasal dari suatu majalah Jerman yang berjudul “Jugend” (kaum muda).Meneruskan unsur – unsur dekorasi yang terdapat dalam hasil karya simbolisme. Menekankan pentingya garis – garis dalam lukisan dan gambaran, sedapat mungkin berlingkaran dan bergelombang ibarat rambut panjang.Itulah aliran “jugendstil” dengan garis – garis dekoratif berlingkaran dan bergelombang simbolis.
2.      Fauvisme dan Surealisme
Aliran yang dekat dengan ekspresionisme yang disebut dengan “fauvisme” (karena oleh seorang kritikus seniman bersangkutan dianggap sebagai “fauve” = binatang liar/buas).Aliran fauvisme mempunyai unsur yang dulu sudah muncul dalam sejarah kesenian, yaitu bahwa “bahan luar” itu diubah dalam penggambarannya sambil mengungkapkan sesuatu.Aliran ini menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang tidak dilukis tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut.Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan sejarah objektif dan realistis seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis, digantikan oleh pehaman secara emosional dan imajinatif.Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis.Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi  mengikuti keinginan pribadi pelukis.Pelukis fauvis menyerukan pemberontakan terhadap kemapanan seni lukis yang talah lama terbantu oleh objektifitas ilmu pengetahuan seperti yang terjadidalam aliran impresionisme, meskipun ilmu – ilmu dari pelukis terdahulu yang mereka tentang tetap dipakai sebagai dasar dalam lukis.Hal ini terutama terjadi pada masa awal populernya aliran ini pada periode 1904 hingga 1907.
Selangkah lebih maju dilakukan oleh aliran surealisme, yang titik pangkal dan “bahan”nya ialah dunia bayangan dan mimpi.Tentu saja ada hubungan dengan psikoanalisi sigmound freud dan minatnya akan yang bawah sadar.Dapat dikatakan bahwa aliran ini pada permulaan masa modern sudah muncul dalam karya Hieronymus bosc (1450-1516) dengan dunia mimi yang membingungkan orang. Surealisme berkembang antara dua perang dunia, yang memberikan kesan bahwa tidak ada lagi pegangan bagi manusia, semua yang ada dan dilukiskan sehingga menimbulkan anggapan bahwa tidak ada sesuatu yang masuk akal.Pelukis aliran ini berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghaslkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.

3.      Kubisme
Kubisme adalah sebuah gerakan modern seni rupa pada awal abad ke-20 yang dipelopori oleh picasso (1881-1973) dan George Braque (1882-1963).Aliran ini bermula dari imresionisme yang berupaya mencari dan mengungkapkan dalam karya seni sejumlah bentuk – bentuk dasar kenyataan yang diamati dan dialami manusia sesuai cita – cita imresionisme.Tetapi dengan tambahan susunan (kontrucction) baru dengan memakai bahan dasar tadi itulah merupakan unsur ekspresionisme yang ikut mempengaruhi kubisme.
Kubisme muncul setelah Picasso dan Braque menggali sekaligus terpengaruh bentuk kesenian primitif, seperti patung suku bangsa liberia, ukiran timbul (basrelief) bangsa Mesir, dan topeng – topeng suku Afrika.Juga pengaruh lukisan Paul Cezane, terutama karya still life dan pemandangan, yang mengelkan bentuk geometri baru dengan mematahkan perspektif zaman renaisans.Ini membekas pada keduanya sehingga meneteskan aliran baru.
Istilah “kubis” itu sendiri, tercetus berkat pengamatan beberapa kritikus.Louis Vauxelles (kritikus Prancis) setelah melihat sebuah karya Braque di salon des independent, berkomentar bahwa karya Braque sebagai reducess everything to little cubes (menepatkan segala sesuatunya pada bentuk kubus – kubus kecil).Gil blas menyebutkan lukisan Braque sebagai bizzaries cubiquis (kubus ajaib).Sementara itu, Heri Matisse menyebutnya sebagai susunan pettis cubes (kubus kecil).Maka untuk selanjutnya dipakai istilah kubisme untuk memberi ciri dari aliran seperti karya – karya tersebut.
4.      Seni Abstrak
Seni ini menampilkan unsur – unsur seni rupa yang disusun tidak  terbatas pada bentuk – bentuk yang ada dialam.Garis, bentuk, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli dialam.Seni abstrak ini pada dasarnya berusaha memurnikan karya seni, tanpa terikat dengan wujud dialam.Selain itu hasil karya seni hanya dapat berarti sebagai karya seni bagi orang yang melihat, mendengar atau membacanya sesuai dengan kemauan dan selera setiap orang.
Dalam aliran ini terkenal dua pelukis Rusia, yang pertama adalah Wassili Kandinski (1886-1945) yang bermaksut menggambarkan apa yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kenyataan luar, tetapi karyanya dengan segala kekuatan ekspresinya masih mengingatkan penontonnya kepada bentuk – bentuk purba dari alam semesta, organisme – organisme paling sederhana (amueba, tradiolira, kuda laut dsb).Sedangkan Kasimir Malewijts (1878-1935) lebih konsekuen lagi dan menggambarkan macam – macam segi empat, kadang  kadang segi tiga, lingkaran dan trapesium, semuanya berwarna warni, sekali kali dengan adanya sindiran akan adanya sosok manusia.
Seorang pelukis Belanda Piet Mondarin (1883-1944) termasuk aliran yang sama, sampai pada suatu gaya lukis yang diberi nama “neo-plastisisme”.Lukisan terdiri atas sejumlah garis datar atau garis tegak lurus.


















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Estetika merupakan filsafat mengenai keindahan.Dalam perkembangannya, pada zaman pertengahan estetika terdapat beberapa masa seperti masa purba dan masa kuno selain itu zaman pertengahan estetika juga sangat dipengaruhi oleh sudut agama.Dimana unsur-unsur estetik ada dalam setiap pernak-pernik perlengkapan peribadatan dan juga pada kesenian dan drama sangat dipengaruhi oleh sudut agama.Pada zaman pertengahan yang lebih siknifikannya pada masa purba terdapat gagasan-gagasan mengenai keindahan dan juga teori mengenai simbol-simbol.
Pengertian seni rupa pra modern nerupakan babakan sejarah dalam seni rupa sebelum zaman industri.Dilihat dari arti kata pra modern yang berarti sebelum maju atau modern maka seni rupa pra modern berarti seni rupa sebelum zaman modern.Seni rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan, aspek konseptual, maupun aspek kebentukan.Seni rupa pra modern dapat dikelompokkan menjadi primitivisme, naturalisme, realisme, dan dekorativisme.


B.     SARAN

Makalah dari kami tentunya banyak kekurangan, untuk itu dari pembaca agar memberikan  kritik maupun saran guna terciptanya ilmu pengetahuan yang lebih sempurna.








DAFTAR PUSTAKA

·         Safikhudin,ufik,2013.http://ufiksafikhudin.blogspot.co.id/2013/04/makalah-seni-rupa-di-sd.html?m=1
·         Neumandiani,ecka,2013.http://eckaneumandiani.blogspot.co.id/2013/03/konsep-dasar-seni-rupa.html?m=1